TEROR DARI BELANTARA 2014
MUNICIPAL WASTE LIVE in JKT 2014
JAKARTA CORE 2014
JAKARTA CORE 2014
Pre Show Party METALLICA 2013 with Blackrock and AIFA
Pre Show Party METALLICA 2013 with Blackrock and AIFA
JAKARTA ROCKULTURE 2015
JAKARTA ROCKULTURE 2015
JAKARTA ROCKULTURE 2017
JAKARTA ROCKULTURE 2017
#latepostadjah [[__ "Fringg Can't Surf"__ album from Fringg band from JKT__]]
#veryverylatepost: [[__LEPAS RILIS REVELATION EP ALBUM : MONOTHEISM__]]
LEPAS RILIS REVELATION EP ALBUM : MONOTHEISM
Bogor, 30 Juli 2023 - Bersiaplah untuk serangan pendengaran yang belum pernah terjadi
sebelumnya di Revelations band death metal asal Bogor, mengumumkan perilisan Album EP
mereka yang sangat dinantikan berisikan 4 track. Kumpulan lagu brutal ini diatur untuk
mendorong batas-batas genre dan memantapkan posisi Revelation sebagai kekuatan yang
harus diperhitungkan di dunia metal.
Dengan agresi yang tak henti-hentinya, ketepatan teknis, dan lirik puitis yang suram, Album
EP Revelation berjanji untuk meninggalkan kesan abadi pada penggemar metal dan
pendatang baru. Dedikasi band ini untuk menciptakan lanskap sonik dari riff yang
menghancurkan dimainkan oleh Yasin di Posisi Gitar, drum yang menggelegar dipukul oleh
Nuris lalu hantaman Bass distorsi kejam oleh Vakh, dan vokal yang parau pasti akan memikat
pendengar dari awal hingga akhir oleh Ipul.
"Kami telah menuangkan jiwa kami ke dalam EP ini," kata Yasin, gitaris Revelation. "Ini
adalah puncak dari kreativitas kolektif dan semangat kami untuk death metal. Kami tidak
sabar untuk berbagi pengalaman mendalam ini dengan penggemar kami."
Album EP Revelation menampilkan perpaduan antara headbanger tanpa henti dan lagu-lagu
atmosfer yang menghantui, menampilkan keserbagunaan band dan komitmen yang tak
tergoyahkan pada keahlian mereka. Setiap lagu merupakan bukti evolusi band dan
kemampuan mereka untuk mendorong batas-batas genre death metal.
Album EP berjudul "Monotheism" akan tersedia di semua platform streaming utama dan
dalam format fisik untuk dibeli pada 30 Juli 2023, dan Revelation juga akan menunjukan
ganasnya mereka di panggung Showcase Revelations pada tanggal 13 Agustus 2023
berasama band garang lainnya. Tandai kalender Anda dan persiapkan diri Anda untuk
perjalanan pendengaran yang akan meninggalkan jejak abadi di skena metal.
Untuk pertanyaan pers, wawancara, dan salinan ulasan, silakan hubungi:
More info :
+62 812-9585-8489
Bandcamp
#veryverylatepost [[__Jimijazz ‘Dentum Pancaroba Kian Menggila’ Press Release__]] 2023
Jimijazz ‘Dentum Pancaroba Kian Menggila’ Press Release
Untuk Segera Diterbitkan!
Dentuman Crossover Thrash Single Baru Jimijazz Yang Kian
Menggila
Jimi Multhazam, musisi dan seniman yang paling dikenal sebagai punggawa dari The Upstairs
dan Morfem kembali merilis karya baru di luar dua band indie yang turut membesarkan
namanya tersebut. Apalagi kalau bukan proyek solo sang frontman dengan moniker Jimijazz
yang mengusung crossover thrash. Corak musik hasil persilangan punk rock dan thrash metal
yang digandrungi Jimi sejak remaja lengkap dengan visi lirik era pancaroba dan keresahan
pribadinya.
Jimijazz menjalankan debutnya sebagai band sejak 2018 melalui rilisan mini album berformat
CD yang berjudul ‘Kebisingan Pancaroba Yang Merongrong’ melalui Disaster Records. Lima
lagu yang termuat di CD tersebut bertema seputar kenangan kehidupan masa muda Jimi. Sebut
saja ‘Lebak Bulus 93’, ‘Torehkan Sendiri Di Dada’ atau ‘Gordanmosh’ yang berdurasi singkat
dengan ‘hook’ padat yang menendang pantat.
Demi mengobati kerinduan para fans yang setia menunggu karya terbaru Jimijazz, di tahun
2023 ini Jimijazz comeback dengan single pertama yang berjudul ‘Xerografi Semesta’ pada 21
April lalu. Tidak cukup sampai di situ, Jimijazz tampil lebih garang dengan single keduanya,
‘Dentum Pancaroba Kian Menggila’. Tersedia di semua Digital Streaming Platform (DSP) favorit
anda sejak 21 Juli. Simak di tautan https://youtu.be/xvM6xltFzh8
Secara musikal, ‘Dentum Pancaroba Kian Menggila’ mengekshibisi tempo permainan yang
lebih cepat dengan menaikkan ekstrim agresi riff dan beat drum ke level berikutnya. Dan yang
paling menonjol adalah gaya vokal Jimi yang semakin nge-punk. Menyemburkan lirik yang
bercerita tentang kegelisahan remaja yang seakan merobek kanvas sneaker mereka. “Vokal
sengaja gue bikin nge-punk biar lebih berasa hibrida Thrash dengan Punk-nya,” ungkap Jimi.
Tidak hanya ‘thrashy riff’, pola dan aksen punk vokal Jimi terdengar catchy dan ditingkahi pula
oleh backing gang vocals yang seru. Dan sudah tentu potensial memantik audiens untuk ber-
sing along ria. Plus, sisipan solo gitar ciamik yang memperkuat vibrasi thrash metal-nya.
Pada saat rekaman mini album 2018, formasi Jimijazz dibantu oleh para personel Hong, band
hardcore punk dari Tangerang. Kini formasi Jimijazz diperkuat oleh Hendra Zamzami (Edane) -
lead gitar, Mika Tobing (The Rangs Rangs) -bass dan vokal latar, dan Arya Blood (Dead
Vertical) -drum.
“Untuk formasi terkini, musiknya digarap lebih melodius dengan isian solo gitar di sana sini. Gue
sendiri ikut bermain ritem gitar dalam rekaman untuk mendapatkan sound yang gue inginkan,”
cetus Jimi. “Riff-riff gitar, pattern dasar drum, dan bagan lagu diciptakan oleh gue. Tetapi ketika
rekaman kebebasan eksplorasi diserahkan kepada musisi masing-masing,” imbuh sang vokalis
karismatik yang merangkap ritem gitar pada saat manggung ini.
Para fans band-band crossover thrash era 1980an seperti Suicidal Tendencies, D.R.I., M.O.D.,
dll bersiaplah! Perjalanan menuju album full length Jimijazz semakin dekat. “Full album akan
memuat 12 lagu dengan mood yang turun naik seperti jet coaster!” pungkas Jimi.
Selamat menikmati dentuman eksplosif karya terbaru dari Jimijazz yang dirilis di bawah
naungan Blackandje Records.
Penulis: Bimo D. Samyayogi
#veryverylatepost [[__Press Release: VLAAR “Blekmetal”__]]
Press Release: VLAAR “Blekmetal”
Untuk diterbitkan segera!
Trio Berbisa VLAAR Menyengat Lebih Mematikan Dengan Album
“Blekmetal”
Sebenarnya masih banyak sekali band menarik dalam khazanah musik cadas di Indonesia
yang bisa kita simak. Tidak hanya band-band yang seringkali muncul di beranda media sosial
Anda karena popularitasnya memacu algoritma. Anda hanya perlu mengeksplorasi lebih dalam
dan mencapai bawah tanah untuk menemukannya.
Salah satu band yang patut mendapatkan sorotan adalah Vlaar. Nama yang masih asing di
telinga awam dan sudah tentu wajib diperkenalkan secara lebih luas karena bobot
musikalitasnya. Vlaar mengusung subgenre heavy metal yang tidak umum di skena musik
cadas Indonesia. Mereka seperti mencoba menyegarkan memori kita kembali ke era di mana
black metal belum bermetamorfosa menjadi suatu genre. Prototipe black metal yang masih
kental bauran antara thrash metal, punk rock, dan rock and roll.
Tiga musisi pria penghuni Vlaar ini pun memilih menyamarkan identitas asli mereka dengan
‘pseudonym’: Kvli Arit (vokal/gitar), Wali Cerai (bass), dan Menantv Biadab (drum). Mereka pun
gemar menggunakan huruf ‘v’ sebagai pengganti huruf ‘u’ seperti kembali ke era pra-modern.
Ngomong-ngomong, bagaimana pengucapan (spelling) yang benar nama ‘Vlaar’ dan apa arti di
balik nama tersebut bagi band? Simak jawaban sang frontman, Kvli Arit. “Spelling yang benar
adalah ular, karena selain ular adalah salah satu perwujudan 666, ular juga sering merusak
persawahan di (desa) Svkatani”.
Album baru Vlaar yang diberi tajuk “Blekmetal” akan segera menghapus rasa penasaran Anda
terhadap trio berbisa ini. Di bawah bendera Blackandje Records, versi digital album studio
kedua Vlaar tersebut mulai tersedia di berbagai Digital Streaming Platform (DSP) favorit Anda
pada 6 Juni. Sedangkan versi fisiknya dalam format CD akan dirilis bersama merchandise-nya
pada 25 Juni.
Ilustrasi sampul album “Blekmetal” memiliki makna simbolis. Gambar ular berkepala tiga yang
melilit kepala seekor kambing dan menutup satu matanya merupakan representasi dari tiga
genre utama yang mengerucut sebagai cikal bakal genre black metal sebagaimana telah
diuraikan sebelumnya. Ilustrasi sampul depan album ini digarap oleh Morrrgth (pernah
menggarap untuk Rajasinga, Forgotten). Sedangkan ilustrasi sampul belakangnya digarap oleh
Oik Wasfvk (pernah menggarap untuk raksasa black metal Swedia, Watain).
Blekmetal
Album “Blekmetal” menampilkan 9 lagu yang direkam di House of Darktones Studio, Jakarta
pada 23 April 2023. Proses rekamannya berlangsung hanya dalam sehari karena direkam
secara semi live untuk menghindari penggunaan metronome. Hal itu dilakukan agar dapat
menangkap energi musikal Vlaar lebih baik di era yang serba digital. Bagi mereka penggunaan
metronome akan membuat lagu-lagu menjadi kurang ‘bernyawa’. Sang penggebuk drum,
Menantv Biadab menganggap hal itu sebagai highlights selama penggarapan album.
“Pengalaman pertama rekaman album secara live, hahaha,” ungkapnya sambil terkekeh.
Pemilihan judul album sebagai kesimpulan tema cerita dari semua lirik lagunya pun terbilang
unik, menghibur sekaligus mencerahkan walau disampaikan secara ‘gelap’. “Blekmetal adalah
penyimpangan dari black metal versi lokal. Apabila bicara black metal saya mengambil
pendapat versi Euronymous (mendiang gitaris Mayhem, band pionir black metal Norwegia -Ed.)
bahwa semua lagu ke666elapan penyembah setan adalah black metal, mau musiknya koplo
tetapi bila berkomitmen penuh dengan ke666elapan secara lirikal maupun attiitude, maka bisa
dibilang itu sebagai black metal juga” cetus Kvli Arit mengawali penjelasan kongkritnya.
“ Inti cerita di album ini bervariasi, karena secara lirikal ini adalah sesuatu yang saya lihat dan
amati sendiri. Salah satu contohnya seperti lagu ‘Caleg Pvnk’ bercerita tentang so called anak
punk yang tiba-tiba wajahnya ada di baliho menjadi caleg. Atau di lagu ‘Di Bawah Sinar
Rembvlan’ yang bercerita tentang album-album dari band so called black metal yang wajahnya
‘cemong-cemong’ tetapi di dalam covernya mereka menulis ‘thanks to Almighty God’,” imbuh
Kvli Arit. Sang pencabik bass, Wali Cerai menambahkan, “Blekmetal secara keseluruhan
adalah Attitude. Komposisi ugal-ugalan, liar tapi sopan layaknya isu atau tematik yang diangkat
di dalam setiap lagu. Manisfestasi potret pemikiran simple kita sejauh memandang sesuatu”.
Perkembangan Musikal
Bagi metalhead yang sudah menyimak album pertama Vlaar yang bertajuk “S.A.T.R.V.” tentu
memiliki ekspektasi dari album “Blekmetal”. Simak penjelasan Wali Cerai. “Jika dibandingkan
dengan ‘S.A.T.R.V’, ‘Blekmetal’ was raised on rock! Di ‘BlekMetal’ tentunya lebih nge-rock dan
heavy secara keseluruhan. Catchy, sudah pasti. Karena itu yang menjadikan Vlaar bebas
berevolusi yang dirasakan tidak hilang dan dipertahankan sejak Vlaar di era album ‘S.A.T.R.V’.
Ada part tertentu yang akan menjadi reminder bagi yang mendengarkan untuk mengambil
tindak headbanging sempurna dan seutuhnya, yang bisa menjadi anthem baru bagi yang
merasakan dan jenuh dengan suguhan yang biasa. Oke, kami tidak berbicara untuk menjadi
band yang paling menghibur (…atau true!) atau tentang sesuatu yang fresh, karena kamipun
tidak peduli dengan sesuatu yang baru dan semua itu”.
Dan lagu yang paling menonjol dari album “Blekmetal” adalah lagu ‘Sumpah Darah’ yang mana
Kvli Arit menyanyi dengan vokal clean, bukan bergaya scream seperti yang diterapkan di lagu-
lagu lainnya. Lagu tersebut bagaikan kapsul waktu yang menggiring kita kembali ke masa
keemasan heavy metal era 1980an. Vibrasi band-band Festival Rock Indonesia besutan
produser legendaris Log Zhelebour begitu kuat. “Karena lagu ‘Sumpah Darah’ adalah lagu black
metal bukan ‘blekmetal’, dan clean vocal agar pesan yang disampaikan terdengar lebih jelas.
Serta sebagai sebuah lagu tribute dari kami kepada genre black metal yang telah menginspirasi
Vlaar dalam bermusik dan menyia-nyiakan waktu demi ‘andergron’. Bisa diperhatikan juga
bahwa lagu ‘Sumpah Darah’ adalah satu-satunya lagu yang tidak mengganti huruf ‘u’ di album
‘Blekmetal’,” ungkap Kvli Arit sebagai penulis lagu utama band.
Album Vlaar “Blekmetal” track list:
1. Sang Mvsisi Andergron
2. Anton Blekmetal
3. Satanikasbon
4. Caleg Pvnk
5. Walikota Blekmetal
6. Gvrv Horrorer
7. Di Bawah Sinar Rembvlan
8. Lagv Blekmetal
9. Sumpah Darah
“Dengarkan saja Vlaar ‘Blekmetal’ dan… bang your fuckin’ head!” ujar Wali Cerai. Harapan Kvli
Arit setelah album ini rilis, “Memasyarakatkan blekmetal dan memblekmetalkan masyarakat,”
ungkapnya. Sedangkan Menantv Biadab, “Semoga teman-teman yang mendengarkan
Blekmetal menjadi Blekmetal”.
Tentang Vlaar
Vlaar dibentuk pada 2012 dengan ruh yang sama seperti band satu lingkungan mereka,
yaitu Bvrtan yang juga mengusung black metal dengan konsep kearifan lokal. Pada tahun yang
sama, mereka merilis album perdananya, “S.A.T.R.V”. Melalui album tersebut, Vlaar seolah-
olah meludahi modernitas musik metal yang semakin trendy dan kembali ke akar musik black
metal, yaitu thrash metal dan punk rock yang dibalut oleh sound rekaman era 1980an.
Pengaruh berat dari Venom, Celtic Frost, Iron Maiden terdengar di mana-mana dalam materi
album tersebut.
Sedangkan lirik lagu Vlaar bercerita tentang kehidupan masyarakat urban yang masih
sangat relevan hingga hari ini. Tidak heran jika album “S.A.T.R.V” yang dicetak 212 kopi habis
terjual dalam waktu singkat dan menjadi buruan para kolektor album rekaman fisik. Seperti
halnya Bvrtan, Vlaar tidak gemar melakukan promosi di luar komunitasnya. Mereka hanya
menikmati kiprahnya di lingkungan musik bawah tanah dan cenderung membatasi pendengar
mereka. Namun ada perbedaan dengan Bvrtan, Vlaar tidak menolak melakukan performa live.
Mereka sempat beberapa kali tampil live walau cukup jarang dan itu pun tampil di acara teman-
teman mereka.
Setelah menghilang tanpa kabar selama sekian tahun, tiba-tiba mereka kembali bermain live
dan mengabadikan momentum tersebut dalam mini album “Pemvja Setan Live” yang dirilis oleh
Blackandje Records. Sejak itu mereka getol menulis lagu sebagai amunisi untuk album
berikutnya.
Penulis: Bimo D. Samyayogi
#latepost [[SHARDS OF SOUND ]] Pop Punk band's from Lampung (Indonesia)
SHARDS OF SOUND band asal Lampung yang mengusung genre PopPunk ini mengeluarkan single
pertama nya yang berjudul “CANDU”
Band yang terbentuk sejak 2020 ini yang dimana diawali hanya dengan band project biasa dari beberapa
pecahan band masing-masing personil . yang pada akhir tahun 2020 memutuskan untuk membetuk
band ShardsOfSound . berselang waktu berjalan beberapa waktu disela-sela kesibukan masing-masing ,
dan telah melewati berbagai macam permasalahan , akhirnya dapat membuat sebuah karya yang
memiliki konsep yang cukup matang , dan dengan musik yang sangat energik ini akhirnya kami dapat
merilis single “CANDU” .
Mengutip dari pengalaman seorang yang terbelenggu dalam ruang lingkup yang tidak baik dan sangat
mempengaruhi hidupnya , kami pun merangkum semua jejak dan menjadikan suatu lirik yang dapat
memberi pengingat bagi semua pendengar .
Tidak larut dari satu masalah , lagu ini dibuat sesarkas mungkin supaya dapat juga menyentil bagi para
pecandu lainya .
#veryverylatepost [[AXIS OF BLASTBEATS Press Release]]
AXIS OF BLASTBEATS
Press Release
Untuk diterbitkan segera!
Poros Persekutuan Empat Pendekar Grindcore
Industri musik Tanah Air semakin menggeliat secara massif, bukti kebangkitan ekonomi setelah
semuanya dipaksa tiarap selama pandemi. Bisa terlihat dari lebih ‘jor-jorannya’ pergelaran
konser atau festival musik yang membuka lapangan kerja di bidang pariwisata dan ekonomi
kreatif. Hal tersebut tentu saja memberi semangat ekstra kepada para insan musisi bersama
pelaku bisnis untuk berkarya. Tidak hanya di ranah arus utama, di ranah arus pinggir yang
identik dengan genre musik cadas pun mengalami hal demikian.
Di skena musik cadas, Blackandje Records adalah termasuk label rekaman independen yang
mampu bertahan diterjang badai. Meski sempat ‘babak belur’, semangat bergerilyanya tidak
pernah luntur demi mewujudkan cita-cita idealnya membesarkan artis/band dalam roster-nya.
Serta ingin terus berpartisipasi dalam mendorong roda ekonomi di skena musik yang mereka
geluti dengan memberikan ruang kreasi dan ekspresi yang terbuka secara publik.
Kali ini Blackandje Records mempersembahkan proyek baru yang belum pernah dilakukan
sebelumnya. Bertajuk “Axis of Blastbeats”, rilisan ini adalah sebuah album kompilasi 4 band
(biasa disebut 4 way split) Indonesia pengusung genre grindcore. Salah satu subgenre dari
heavy metal yang paling ekstrim, hasil persilangan antara hardcore punk, thrash metal, dan
death metal. Empat band grindcore yang bersatu dan bersinergi di dalamnya adalah Extreme
Decay (Malang), Dead Vertical (Jakarta), Busuk (Depok), dan Bersimbah Darah (Gianyar, Bali).
“Axis of Blastbeats” menampilkan 12 lagu dengan amunisi 3 lagu baru dari tiap band tersebut.
Pemilihan judul album kompilasi tersebut berangkat dari dasar pemikiran berikut. “Axis” berarti
“poros” dan “Blast Beat” merupakan terminologi untuk teknik ketukan drum super cepat dalam
musik metal ekstrim. Pertama kali dipopulerkan oleh Mick Harris, drumer band pionir grindcore
Napalm Death pada pertengahan dekade 1980an. Serta dipertegas dan disempurnakan oleh
Pete Sandoval, drumer Terrorizer dan Morbid Angel dengan beberapa tahun kemudian.
Tercetusnya ide untuk menciptakan “Axis of Blastbeats” dimotivasi oleh semangat pertemanan
antar anggota keempat band yang tergabung di dalamnya yang sudah terjalin selama bertahun-
tahun. Dan diperkuat oleh keyakinan dan fanatisme yang militan terhadap grindcore sebagai
manifestasi musik super ngebut, lantang, frontal, tanpa basa-basi, dan non-kompromis.
EXTREME DECAY
Pasukan grindcore senior kelahiran kota Malang, Jawa Timur, 1998 silam ini memang konsisten
berada di jalurnya. Band ini terbilang produktif dalam mengisi diskografinya yang meliputi
beberapa album studio penuh, album mini, serta split dengan band dalam dan luar negeri.
Tahun lalu, Extreme Decay merilis album penuh bertajuk “Downfall of a God Complex” melalui
Selfmadegod Records, label rekaman berbasis Polandia.
Sang dramer, Eko, mengungkapkan ihwal awal penggarapan materi untuk “Axis of Blastbeats”
bahwa, “Awalnya materi kami memang untuk split single 7" (vinyl) dengan Busuk, tapi karena
ada sesuatu hal label yang mau meriliskannya cancel. Kemudian materi tersebut buat split 4
way dengan Busuk, Dead Vertical, dan Bersimbah Darah”.
Extreme Decay yang kini formasinya dihuni oleh Ravi (vokal/gitar), Ruly (vokal/gitar), Anizar
(bass), dan Eko (drum) menyumbangkan 3 lagu baru untuk “Axis of Blastbeats”, yakni:
‘Autokafir’, ‘Serangan Panik’, dan ‘Kolaps - Harsh Remix’. Ketiga lagu tersebut direkam di
Natural Studio, Surabaya. Mixing dan mastering-nya dikerjakan di Grim Studio, Jakarta. “Semua
materi belum pernah dirilis oleh label manapun. Dan ini merupakan materi fresh dari Extreme
Decay, untuk lagu ‘Kolaps’ ini versi berbeda dengan materi yang ada pada EP Antiviral,”
ungkap Eko.
DEAD VERTICAL
Terbentuk pada 2001 di wilayah Jakarta Timur, nama Dead Vertical mulai melesat sejak merilis
album penuh keduanya, “Infecting the World” pada 2008 melalui Rottrevore Records. Band ini
dikenal dengan lirik-lirik yang setajam silet dan menginkorporasi elemen thrash metal dan death
metal ke dalam komposisi grindcore-nya. Tidak peduli sering disebut sebagai band yang tidak
murni grindcore, mereka lebih fokus menjadi produktif dalam merilis karya. Serta aktif
menginvasi berbagai panggung di seantero Indonesia selama dua dekade terakhir. Pada 2019
lalu, album kelima, “XXVI” dirilis melalui Blackandje Records untuk memeringati 17 tahun
perjalanan band ini. Tahun lalu, mereka merilis single ‘Devide Et Impera’.
Formasi Dead Vertical konsisten trio sejak 2004: Boy Bleh (vokal/gitar), Bonny (bass/vokal), dan
Arya (drum). Sang frontman, Boy Bleh mengungkapkan alasan dia dan bandnya memilih merilis
karya terbarunya melalui proyek 4 way split ini. “Jarang-jarang nih DV (Dead Vertical -Ed)
berkolaborasi 4 way split sesuatu yang spesial, apalagi ini band-band grindcore berbahaya
semua. Suatu kebanggaan pastinya bisa collab dengan mereka (Extreme Decay, Busuk,
Bersimbah Darah)”.
Untuk “Axis of Blastbeats”, mereka menyumbangkan 3 lagu baru, yakni: ‘Tajam Ke Bawah
Tumpul Ke Atas!’, ‘Remaja Dalam Serangan’, dan ‘Budak Duniawi’. Rekaman, mixing dan
mastering dikerjakan di K Studio, Bekasi. “Materi baru DV di 4 way split ini lebih fresh pastinya
karena berbeda nuansa dengan materi-materi sebelumnya. Gaya grindcore-nya lebih banyak
unsur punk rock dan heavy metal,” ungkap Boy Bleh.
BERSIMBAH DARAH
Kuartet grindcore ini terbentuk di Gianyar, Bali, 2007 silam. Sejauh ini mereka telah
mengantongi satu album mini “Demography Berdarah” (2007, Anti Revang Records), album
penuh “Land of Terror” (2011, No Label Records), dan mini album “Meracuni Tirani” (2015, DIY)
yang menampilkan CD berisi 4 lagu studio + 1 lagu live, dan DVD berisi video live di Hellshow
2014 + video sesi rekaman.
Rico, sang gitaris mengungkapkan motivasi di balik partisipasi bandnya dalam proyek 4 way
split ini. “Kalau bikin single atau EP (album mini -Ed) sudah pernah kami lakukan sebelumnya.
Proyek split ini yang belum pernah kami buat apalagi dari 4 band ini kami sudah berteman sejak
lama dan yang menariknya lagi, kami ber-4 berasal dari daerah yang berbeda-beda (tapi)
disatukan oleh genre yang sama yaitu grindcore”.
Formasi Bersimbah Darah dihuni oleh Aswin (vokal), Rico (gitar/vokal), Bowie (bass), dan Indra
(drum). Untuk “Axis of Blasbeats”, mereka menyumbang 3 lagu baru, yakni ‘Dominasi
Ancaman’, ‘Euforia Derita’, dan ‘Elegi Kehancuran’. Direkam di Fantasy Reborn Studio,
Gianyar, Bali. Mixing di Texas Sicklab, Sidoarjo, Jawa Timur. “Materi Bersimbah Darah untuk
split ini lebih berbeda dari materi-materi pada album penuh kami di tahun 2011 atau EP di tahun
2015. Terutama dari segi sound dan aransemen. Dijamin berat, cepat, tapi kadang melambat,
hehe,” ungkap Rico.
BUSUK
Lahir dari rahim skena DCHP (Depok City Hardcore Punk) pada 2005, Busuk merupakan band
grindcore yang memiliki ruh punk. Selama kurun 2008 - 2014, Busuk tercatat telah merilis 4
album split dan 1 album mini. Dan bendera Busuk semakin berkibar sejak merilis album
penuhnya, “Worshipper” melalui Lawless Jakarta Records pada 2020. Musik di album tersebut
banyak terpengaruh oleh band-band Swedia.
Frontman Busuk, Adul mengungkapkan salah satu motivasi bandnya menjalankan 4 way split
ini. “Supaya tetap menjalankan tradisi lama dari band-band grindcore sebelumnya, rilis split
album. Plus dibarengi semua 4 band ini sudah mengeluarkan single-single sendiri termasuk
kami (Busuk)”.
Formasi terkini Busuk terdiri atas Adul (vokal), Tyan (gitar), Eka (bass), dan Eki (drum). Mereka
menyumbang 3 lagu baru untuk “Axis of Blastbeats”, yakni: ‘Incisions’, ‘Deathgaze’, dan ‘The
Multi Suicide’. Semua instrumen direkam di Apache Studio, Bekasi. Vokal direkam di Jaret
Studio, Bekasi. Sedangkan mixing dan mastering dikerjakan oleh Yarin Hugo Hagai di Tel Aviv,
Israel.
Selain bisa diterima dengan baik oleh pendengar dan meraih eksposur yang lebih luas, harapan
empat jawara grindcore tersebut setelah album “Axis of Blastbeats” rilis adalah bisa tur
menggerinda bareng ke seantero Nusantara.
AXIS OF BLASTBEATS Track List:
1. BUSUK “INCISIONS”
2. BUSUK “DEATHGAZE”
3. BUSUK “THE MULTI SUICIDE”
4. DEAD VERTICAL “TAJAM KE BAWAH TUMPUL KE ATAS!”
5. DEAD VERTICAL “REMAJA DALAM SERANGAN”
6. DEAD VERTICAL “BUDAK DUNIAWI”
7. EXTREME DECAY “AUTOKAFIR”
8. EXTREME DECAY “SERANGAN PANIK”
9. EXTREME DECAY “KOLAPS - HARSH REMIX”
10. BERSIMBAH DARAH “DOMINASI ANCAMAN”
11. BERSIMBAH DARAH “EUFORIA DERITA”
12. BERSIMBAH DARAH “ELEGI KEHANCURAN”
Album 4 way split “Axis of Blastbeats” siap menggerinda timpanik membran anda pada 1 Juni
2023. Tersedia dalam format CD beserta merchandise-nya melalui Blackandje Records.
Penulis: Bimo D. Samyayogi