metal.music.underground music. since 2011

ADS HERE

TEROR DARI BELANTARA 2014

MUNICIPAL WASTE LIVE in JKT 2014

JAKARTA CORE 2014

JAKARTA CORE 2014

Pre Show Party METALLICA 2013 with Blackrock and AIFA

Pre Show Party METALLICA 2013 with Blackrock and AIFA

JAKARTA ROCKULTURE 2015

JAKARTA ROCKULTURE 2015

JAKARTA ROCKULTURE 2017

JAKARTA ROCKULTURE 2017

WELCOME to UNDERGROUNDSYNC.COM

PURPLA: [Press Release] Merayakan Kembalinya Sepakbola, Purpla Merilis "Ayolah...!" Sebagai Anthem Baru Pencinta Bola




Purpla adalah band beraliran Alternative Rock/Pop yang berbasis di Jakarta dengan beranggotakan Danar Astohari (vokal), Dewandra Danishwara (gitar/keys), Bayu Malindo (bass) dan Dioma Asatsuku (drum).

Pada single terbarunya, Purpla mengeluarkan sisi sepakbola yang selalu mereka tampilkan pada band dari awal terbentuk. Bukan tanpa alasan Purpla merilis single bertemakan sepak bola, karena memang semua personil Purpla adalah pecinta sepakbola baik liga lokal maupun internasional, "Kita sebelum ngeband bareng emang udah kenal dari lama juga, dan dari dulu kalo ngobrolin tentang bola tanpa sadar bisa berjam-jam!" ujar Danar yang tak lain adalah seorang fans AC Milan.

Dioma selaku fans Juventus juga berkomentar "Kita se-band percaya sepak bola bukan cuma sebuah olahraga, Di dalam sepak bola ada aura magis tersendiri, sedih senang di titik tertinggi masing-masing dapat terjadi di sebuah match sepak bola. Football is Life!"

Dalam penulisan  lirik, "Ayolah…!" mencoba memberikan energi untuk tetap semangat dalam menghadapi tantangan. "Lekas berdiri, jangan biarkan dirimu tersungkur di tanah" adalah potongan lirik yang dapat diterapkan baik di lapangan sepakbola maupun kehidupan sehari-hari. Purpla berharap lewat single baru ini dapat menjadi 'anthem' baru bagi para penggemar sepakbola Indonesia. Dengan lirik yang bercerita tentang perjuangan menghadapi tantangan di dalam lapangan, lagu ini memang ditujukan bagi seluruh penggemar sepakbola nasional maupun internasional. Purpla saat ini juga sedang dalam tahap penulisan untuk debut album.

Di dalam email ini, kami lampirkan pula rilis pers, foto dan artwork tentang single “Ayolah...!” milik Purpla. 

Link Lagu "Ayolah...!":
Spotify:

Apple Music:

Resso:

JOOX:




Share:

SIARAN PERS Sic Mynded “Jelaga 2020” Sebuah album catatan perjalanan bermusik selama dua dekade






Kiri ke kanan: Marcell Siahaan (drums), Oddie Octaviadi (vocals), Rudi Soedjarwo (synths)
Kiri ke kanan: Aldi Pagaruyung (bass), Gatot Alindo (guitars), Adra Karim (synths)




SIARAN PERS:
Sic Mynded “Jelaga 2020”
Sebuah album catatan perjalanan bermusik selama dua dekade
Jakarta, 2 Juli 2020 - Hari ini, band industrial asal Jakarta Sic Mynded, resmi meluncurkan album terbaru mereka yaitu “Jelaga 2020” dengan format digital bagi para penikmat musik tanah air. Album yang berisikan 13 lagu beraliran elektronik rock ini, akan membawa pendengar ke perjalanan panjang Sic Mynded sebagai sebuah band dengan segala perubahan di dalamnya yang membuat musik mereka matang dan memiliki ciri khas tersendiri. Album ini sudah tersedia di semua layanan music streaming dan toko musik digital. Album ini menjagokan single “Jelaga 2020”, “Triggerdance”, “Save Your Kiss” dan juga “Peace Within”, yang sudah sempat diluncurkan sebagai single terpisah di penghujung Februari 2020 lalu.

Dengan hadirnya album “Jelaga 2020” ini artinya sudah ada 4 buah album dan 5 buah single dirilis sejak dari awal band ini didirikan oleh Oddie Octaviadi dan Rudi Soedjarwo di kota San Diego, Amerika Serikat. Band yang pertama kali meluncurkan album di tahun 1995 di Amerika Serikat ini sempat mengalami hiatus disebabkan kesibukan Rudi sebagai seorang sutradara dan Oddie dengan pekerjaannya di bidang digital dan komunikasi. Namun Rudi dan Oddie kembali bergabung dan aktif bermusik kembali sejak di akhir 2018 di mana single berjudul “Peace Within” digarap. Di tahun 2019 pun Sic Mynded mendapatkan anggota-anggota baru yaitu Marcell Siahaan, Gatot Alindo, Aldi Pagaruyung dan Adra Karim yang masing-masing datang membawa keunikan gaya bermusik mereka.
“Kami di tahun 1999 pernah meluncurkan album berjudul ‘Jelaga’ dan sempat mendapatkan nominasi AMI Awards di tahun yang sama. Di tahun 2020 ini, kami mengambil kesempatan untuk memperkenalkan kembali karya-karya lama yang lalu kami rekam atau di-master ulang sembari melepas beberapa lagu-lagu baru. Ke 13 lagu di album “Jelaga 2020” ini secara mayoritas ditulis oleh saya dan Rudi, sementara proses aransemen dan rekam ulang beberapa lagu lama diproduseri oleh Marcell Siahaan,” ujar Oddie, sang vokalis.
“Lagu lagu Sic Mynded di album baru ini mewakili perjalanan hidup saya untuk menjadi manusia yang lebih baik. Sebagai manusia yang jauh dari kesempurnaan, album ini menggambarkan perjuangan dan seni dalam menghadapi berbagai tantangan hidup terlepas apakah saya sudah berhasil mencapai hal itu atau belum,” ujar Rudi, sang co-founder.
“Album Jelaga 2020 adalah pencapaian dari suatu perjalanan spiritual memaknai hidup apa adanya, tanpa harus selalu terlihat dalam 'bungkus' dan 'kosmetika' positif dan relijius. Tidak harus berandai-andai, tidak harus bermanis-manis. Menuju bijak, seringkali perjalanannya tidak terlihat bijak, dan itu realita yang apa adanya,” tambah Marcell.
Selain merilis album “Jelaga 2020” dalam bentuk digital, Sic Mynded pun berencana akan melepas bentuk fisiknya di akhir bulan Juli. Rilisan fisik ini nantinya akan memuat beberapa lagu tambahan yang tidak dirilis secara digital.

Temukan album “Jelaga 2020” di layanan streaming seperti Spotify, Langit Musik, Apple Music, YouTube Music, Deezer, dan lain-lainnya.
***
Untuk informasi lebih lanjut mengenai Sic Mynded dapat menghubungi
Titaz Utami 08129582441 |
sicmynded2020@gmail.com
Instagram @sicmynded | Facebook Page Sic Mynded | YouTube: Sic Mynded
Share:

Brutal Records are proud to announce our new signing Válvera "Cycle of Disaster"





Brutal Records are proud to announce our new signing
 Válvera
 "Cycle of Disaster"
Preorder July 10th  2020
Release August 28th  2020

Válvera uses the "ambient" or "atmospheric" Thrash riff, a melodic phrase line concluding abruptly in a prolonged resolution to center each riff and create a mesmerizing effect on the listener. 
Vocals are shouted with a centric approach of early evil thrash metal frosting on them as they urge transitions using thrash-style conveyances, shifting directly from a riff to a new thematic riff that becomes understandable as continuous only after its transfer via the context of vocal harmony.
Enjoying the abrupt, this band alternate between structures with no warning and in the style of the South American school, make sense of their riffs in context of song structure and in that mindset often dive or leap to a change unpredictably, with a fire of acquisition. 
Rolling riffs of fast tunneled tremolo connect songs in a sequence of tone and rhythm, flowing into one another and rejoining on the snap command of circular song structure to begin again a cycle. With a real taste for a coherent but beautiful aesthetic, the music of Válvera moves fluidly, with disjointed song structures rectified by such distinctive riffs and bridges as to make this unconfusable with any other band.
Lyrics are mainly fantastic, focusing on the history of which addresses various catastrophes that happened in Brazil and its people. Deliberate songwriting with simple implements and intents clarifies into immersive and sensual sound. 
Percussion is accurate and like all instrumentalism, of an intentionally minimalist framework to ensure complete execution. 
Válvera "Glow of Death" lyric video is about a Cesium-137 radioactive contamination, the biggest civilian radiation accident in history, that took place in Goiânia (BRA), in 1987
Recorded at Dual Noise Studio 2020 | Engineered by Rogério Wecko | Mixed and Master by Rogério Wecko. Cover artwork by Marcelo Vasco | Photography Benassi Bass lines recorded by Ziel Lagoin

MEMBERS:
Glauber Barreto (vocal/guitarist)
Rodrigo Torres (guitarist)
Gabriel Prado (bass player)
Leandro Peixoto (drummer)

“Nothing Left To Burn,” kicks off proceedings, with a haunting bass line. Then when the guitars kick in you know something frenetic is about to happen, when the big riffs start, the answer is provided. A brilliant way to kick things off.

“Cycle Of Disaster,” another epic monster song that combines traditional thrash riffage with some superb melodies.

“Glow Of Death,” works into overtime the sense of chaos and destruction.
“The Damn Colony,” a song that veers one way and then another. One that produces something simply fantastical.

“All Systems Fall,” a brutal riff homage to the end of time.

“Born On A Dead Planet,” hits hard. A song that combines the chaos of the riff with the monstrous vocal abilities of Glauber Barreto to deliver a stand our performance.

“O.S. 1977,” a riff sandwich that really swings things hard.

“Fight For Your Life,” a song that merges melody and shred together in a fantastic delivery.

“Bringer Of Evil,” slams and finishes off in style.

TRACKLIST:
1 - Nothing Left To Burn
2 - Cycle Of Disaster
3 - Glow Of Death
4 - The Damn Colony
5 - All Systems Fall
6 - Born On A Dead Planet
7 - O.S. 1977
8 - Fight For Your Life
9 - Bringer Of Evil

Label Info:



Brutal Records Youtube Channel
https://cutt.ly/Eiant7R
Brutal Records

Share:

Kedubes Records : New Release Polusi Suara by Sir Lommar John




Dijembatani oleh Frankie yang rilis di Januari lalu, Sir Lommar John kini mulai menunjukan jejak
migrasi dari E.P Kosmik menuju landasan album penuh yang diawali Polusi Suara. Bercerita tentang
pengamatan sumber suara di sekeliling, dalam sadar, tidak sadar, lamunan dan tidurnya. Suara-suara
yang tidak dapat dilarang masuk ke telinga. Semua yang diberi oleh-Nya dapat mendengar apa saja
dalam batas kemampuan dengar manusia.
Semua bisa didengar (padahal) tapi apakah kita mengamati semua? Keras, lemah, desis udara
hingga dialog konsumen kantin, gesekan kaca etalase koperasi sampai proses jual-beli di pasar. Semua
bisa disimak menjadi komposisi dalam batas waktu tertentu. Ada yang dirasa menjadi sumber energi ada
pula yang berpotensi menjadi sumber pengganggu bahkan perusak. Ini yang mesti kita hindari. Polusi.
Riuh yang dirangkum selama 3 menit 50 detik sudah dapat dirasakan sejak bagian pertama musik
diputar. Dengan menyisipkan hampir semua aspek dari pengamatan bebunyian seperti variasi birama,
kuat-lemah-cepat-lambat tempo, sumber bunyi dari segala arah, juga variasi bentuk dan tekstur lagu, Sir
Lommar John menunjukan kesatuan utuh yang bebas untuk diciptakan dan didengarkan.
Pemilihan sound dan permainan instrumen yang eksploratif, tuning selaras dengan alam A=432Hz,
jeda mendadak, hingga perubahan tempo di setiap reff-nya seakan menerjemakan tujuan dan pesannya.
Polusi Suara resmi sudah bisa didengarkan di platform digital. Selamat menikmati.
"Bunyi terbawa udara, tanpa izin masuk dalam rongga telinga.
Pilah-pilih mendengar kata, apalagi menyimak sumber suara sebagai “bunyi”, seperti desir angin di
padang tandus ataupun desis air conditioner yang tak jarang luput dari pengawasan kita sebagai manusia
yang serba penasaran, serba takut, serba berani, serba solusi tapi juga serba polusi."

Musik diproduseri oleh Sir Lommar John
Record, mixing & mastering oleh Nurfitrah Hidayat di Lokale Satin Studio
Vokal oleh Sir Lommar John
Keyboard oleh Nurfitrah Hidayat
Gitar oleh M Anugerah & Marshall Libert
Bass oleh Marhaen Williams
Drum oleh Hermandjaa
Artwork & stopmotion video lirik oleh Suringai
Photo oleh Suringai & M Rizky Kurnia
Didistribusikan oleh Kedubes Records

KEDUBES
RECORDS
Share:

BRUTAL RECORDS Announces their latest signing Thrash Metallers SCARS




BRUTAL RECORDS 
Announces their latest signing Thrash Metallers 
SCARS

Hailing from the city of Sāo Paulo / Brazil for the worldwide release of their new album entitled "Predatory" Worldwide on August 7th, 2020


The SCARS officially releases music video for “Predatory” single for the brilliant title of the album will be released as a video clip on May 28, 2020.

The video, recorded on March 15 at Estúdio Scalla, in Osasco / SP, under the direction of photography by Dani Matos and edited by Gabby Vessoni, shows the band performing the track viscerally and totally immersed in the strong lyrical context of "Predatory", placing the human being as a "single super predator" or "alpha predator" without thinking about how devastating this is for the world in which he lives. The sonority, on the other hand, presents the firepower of the work where the band rescues its main influences based on the traditional Thrash Metal of the Bay Area (San Francisco / CA), with striking and torn riffs, brutal vocals, technical and intrinsic solos added to a kitchen of too much weight.

Heavy beat blasts and chugging riffs emerge throughout this album contiguously with song development, with an impressive range of performance and energy thrust into the alternately pummeling and driftingly harmonizing music. Connected in construction and comfortable in aesthetic rendering of concept, in a sense endemic to various breeds of thrash metal, but here the band bypass temptations of mainstream social and monetary power for an essential view into growth in the thrash metal scene at the time. The listen experiences immersion in a rhythm as it cycles and mutates in an encircling, hypnotic paradox of its own genesis.

Tracklist:
Predatory
These Bloody Days
Ancient Power
Sad Darkness of the Soul
The Unsung Requiem (Instrumental)
Ghostly Shadows
The 72 Faces of God
Beyond the Valley of Despair
Violent Show
Armageddon (Bonus Track)
Silent Force (Bonus Track)

Band Social Media:


SCARS is formed by :
Régis F. (vocals)
Alex Zeraib (guitars)
Thiago Oliveira (Lead guitars)
Marcelo Mitché (bass)
Joāo Gobo (drums).

The band was founded in 1991 in Moóca, a traditional neighborhood in the city of Sāo Paulo, releasing their first work in 1994, "Ultimate Encore", the acclaimed "The Nether Hell" in 2004 and "Devilgod Alliance" in 2008. After a hiatus from 10 years ago, the band returned in 2018 with the two singles "Armageddon" and "Silent Force"

Label Info:

Europe & Worldwide / Pre-order


Brutal Records Youtube Channel

Brutal Records
info@brutalrecords.com
Share:

STREAMS

BLACK NIGHT MEDITATIONS - Underground Metal Radio

Listen to BLACK NIGHT MEDITATIONS - Underground Metal Radio with eighty-eight episodes, free! No signup or install needed. 07 Aug 20 Black Night Meditations - Metal FM Radio. 31 Jul 20 Black Night Meditations - Metal FM Radio.

Best Metal of All Time playlist - Listen now on Deezer | Music Streaming

These are the best metal bands for now, tomorrow and the rest of eternity.

Hell Of Feeds

Embrio kelahiran scene musik rock underground di Indonesia sulit dilepaskan dari evolusi rocker-rocker pionir era 70-an sebagai pendahulunya. Sebut saja misalnya God Bless, Gang Pegangsaan, Gypsy(Jakarta), Giant Step, Super Kid (Bandung), Terncem (Solo), AKA/SAS (Surabaya), Bentoel (Malang) hingga Rawe Rontek dari Banten. Mereka inilah generasi pertama rocker Indonesia.

That's Not Metal

The official podcast of MetalSucks, Petar Spajic, Brandon Hahn and Jozalyn Sharp. One featured interview each week with a prominent metal musician, and discussion of the latest headlines in metal news. New episodes every Monday morning.

Discogs - Music Database and Marketplace

Discover music on Discogs, the largest online music database. Buy and sell music with collectors in the Marketplace.

RockWorld24.com

RockWorld24.com is on Mixcloud. Listen for free to their radio shows, DJ mix sets and Podcasts

SUPPORT YOUR LOCAL SCENES