TEROR DARI BELANTARA 2014
MUNICIPAL WASTE LIVE in JKT 2014
JAKARTA CORE 2014
JAKARTA CORE 2014
Pre Show Party METALLICA 2013 with Blackrock and AIFA
Pre Show Party METALLICA 2013 with Blackrock and AIFA
JAKARTA ROCKULTURE 2015
JAKARTA ROCKULTURE 2015
JAKARTA ROCKULTURE 2017
JAKARTA ROCKULTURE 2017
“Selalu Ada”, Singel Terbaru Closehead Sebagai “Penyemangat dan Pengingat”
undergroundsyncApril 25, 2020#closehead #undergroundsync #melodicpunk #melodic #poppunk #jajanrock #dirumahaja
“Selalu Ada”, Singel Terbaru Closehead Sebagai “Penyemangat dan Pengingat”
YouTube: https://youtu.be/rFYOHXwF8yU
Masalah kehidupan! Keluarga, pertemanan maupun hubungan dengan pasangan merupakan hal-hal memuakkan yang kadang memaksa kita untuk berhenti dan enggan bergerak.
Hal tersebut sering kali membawa kita rindu akan sosok yang mampu menguatkan, mendengarkan segala keluh kesah yang kita rasakan, seperti apa yang hendak Closehead coba sampaikan melalui singel terbaru berjudul “Selalu Ada” yang akan dirilis pada 17 Maret 2020 di YouTube Channel closeheadofficial, dan sebagai penanda perjalanan baru bagi Closehead.
Single yang didapuk sebagai karya perdana Closehead pada formasi terbaru saat ini, merupakan hasil buah pemikiran Vicky Stefanus (Bass/ Voc) baik dalam segi lirik maupun aransemen musik, dilengkapi sentuhan distorsi gahar dari Bharata Pratama (Guitar) dan Randy Mandagi (Guitar).
Sepeninggal drummer sebelumnya, kini untuk sementara kekosongan posisi tersebut diisi oleh additional drummer yaitu Obo (Sendal Jepit).
Singel “Selalu Ada” bercerita tentang hal-hal sederhana dalam kehidupan, diharapkan mampu menjadi “penyemangat dan pengingat” bahwa sejatinya hidup harus saling menguatkan, saat ada yang terjatuh dan terpuruk maka jadilah sosok yang mampu kembali membangkitkan.
Pesan yang ingin disampaikan Closehead melalui singel “Selalu Ada” ini, bahwa Closehead akan selalu ada, selalu berkarya, dan menjadi sebuah kebangkitan baru untuk mempersatukan kembali khalayak ramai, serta mensejahterakan kembali divisi musik rock yang sempat tenggelam oleh kopi senja dan lirik-lirik satir.
Closehead adalah band asal Bandung yang berdiri pada tanggal 18 Januari 1997. Pada awal terbentuknya, musik Closehead banyak dipengaruhi oleh band-band mancanegara yang bergenre Melodic Punk seperti Not Available, MXPX, Blink-182 dan lain-lain.
Memasuki 23 tahun perjalanan di belantika musik independen, kini Closehead menjadi lebih segar dan berani bereksperimen dalam segi lirik dan aransemen musik.
Further Information
Official Site:
Facebook : Closehead
Twitter : closeheadCH
Instagram : closehead_CH
YouTube : closeheadofficial
Contact:
Mobile : +6281809445446
Email : closehead@gmail.com
SELALU ADA
Music & Lyric by: Vicky Stefanus
Melangkah tuk bertahan
ditengah kerasnya kumpulan badai cobaan
Tanamkan harapan
semua rasa yang ada tuk jadikan jawaban
Ingin ku teriaki, berlari dan mencoba tuk pergi
Tapi ku menyadari…ku kan slalu disini.
Reff:
Disaat kau terluka
Nafas kian terengah
Harus ku pastikan, aku berada dan slalu ada
Disaat kau melemah
Raga kian renta
Harus ku pastikan, aku berada dan slalu ada
Yakinkan semua rasa
Tuk tetap berpegang akan komitmen yg ada
Bertahan trus melangkah
Adalah satu Kunci dari semua jawaban
Ingin ku teriaki, berlari dan mencoba tuk pergi
Tapi ku menyadari…ku kan slalu disini
HellgardeN Making Noise, Living Fast -- Brutal Records
undergroundsyncApril 25, 2020#metaldirumah #hellgarden #brutalrecords #undergroundsync #dirumahaja #jajanrock #metalinfo #metalajadeh
YouTube: https://youtu.be/yfjBjWWeaOU
HELLGARDEN
HellgardeN deliver a rancid concoction of fast Thrash and High-Octane Metal Madness Injected with twisted solos and and overdose of Vocal Insanity.HellgardeN "Making Noise, Living Fast" pushes the limits of taste and brutality with a telluric wave of riffs, topped by stormy rhythmic assaults that, with the inclusion of some more 'melodic' cues, will settle violently on your bearded garments with thrash and groove metal influences.
HellgardeN promises songs with an organic, visceral and striking sound with amazing riffs, ripped vocals and a violent sound of drums and bass, they performed live in Brazil, playing at important festivals, sharing the stage alongside metal legends like Krisiun, Claustrophobia, Project4, and many more...
Ruthless Brazilian Quartet came together in 2013 "Beer and Whiskey-Soaked basement with one common goal in Mind" to create 100% real Thrash Metal Music.
Diego Pascuci - Vocals
Caick Gabriel - Guitar
Matheus Barreiros - Drums
Guilherme Biondo - Bass
Instagram: https://instagram.com/ officialhellgarden
Twitter: https://twitter.com/ HellgardeNbr
HellgardeN “Making Noise, Living Fast” available April 10th in the following formats: CD Digipak, LP, Cassette, and on all Digital platforms.
Free Streaming for your Review by LabelGrid
Pre-order:
February 14th, 2020
Digital
Europe
USA & Canada
SIARAN PERS KARYA MUSIK Single “MORALISCH”: TRENDKILL COWBOYS REBELLION
undergroundsyncApril 25, 2020#TRENDKILLCOWBOYSREBELLION #TCR #undergroundsync #metaldirumahaja #lawancovid19 #dirumahaja #jajanrock
SIARAN PERS KARYA MUSIK
Single “MORALISCH”
Oleh : TRENDKILL COWBOYS REBELLION
15 (lima belas) tahun yang lalu album Pantera berjudul “The Great Southern Trendkill” menjadi sebuah acuan bagi band asal Jakarta “Trendkill Cowboys Rebellion” untuk berkarir secara professional dalam industri musik keras tanah air sejak tahun 2005 hingga sekarang. 15 (lima belas) tahun bukanlah waktu yang sebentar namun sangat cepat untuk dilalui. Pasang surut sebagai grup musik selalu mewarnai setiap perjalanan kami sebagai sebuah band yang memainkan musik keras, main sebagai tim hore dari gigs ke gigs, dibayar dengan ucapan “terima kasih” oleh panitia acara, main di acara kolektif jam 3 (tiga) pagi, Dibayar layak namun disuruh main akustik hingga merasakan eforia AMI Awards 2014, bermain lebih jauh dari rumah dan masih banyak hal lainnya yang tidak akan cukup selesai diceritakan dalam sehari.
15 (lima belas) tahun juga merupakan proses pendewasaan tersendiri bagi internal band itu sendiri, mangalami banyak fase pembelajaran dalam bermusik, pertemanan dan etika sebagai sebuah band dengan identitas “band Metal”. Kami pernah mengalami masa produktif, hiatus dan kini kembali mencoba selalu produktif lagi. Pernah memiliki personl band yang baik secara “attitude” dan pernah memiliki personil yang banyak omong tapi Nol besar dalam prakteknya, pernah menjalankan formasi 4 (empat) orang juga pernah menjalankan formasi 5 (lima) walau akhirnya kami sadari saat ini dengan beranggotakan 4 (empat) orang sudah lebih dari cukup ketimbang lebih banyak tapi tidak produktif sama sekali. Setelah rilisnya album “Musica Peccatum (4:8)” kami berbenah diri. Bersih – bersih dimulai dari personil band yang mengundurkan diri juga dari personil dengan “bad Attitude”, Penggebuk drum lama kami (Dechonk) yang menjadi pondasi dari hampir seluruh karya band ini akhirnya kembali bergabung dan membuat semua menjadi terang benderang, hingga akhirnya kami memutuskan untuk membuat sebuah selebrasi sebuah awal baru bagi kami sebagai sebuah band untuk terus konsisten.
Sekelumit perjalan band yang kami ceritakan tadi merupakan ide dari single terbaru kami berjudul “Moralisch”. Moralisch merupakan Bahasa Jerman yang artinya “moral / Attitude”. Kami menggambarkan kami sendiri dalam lagu ini berawal dari kami menelisik semua perjalanan yang kami alami. Bagi kami bermain musik keras memang unik, semua orang melakukan hal yang bisa dibilang sama dalam komunitas namun memiliki batasan masing-masing, setiap orang dalam komunitas musik metal selalu ingin berusaha se eksis mungkin, berusaha berkontribusi untuk saling mensupport walau tidak jarang banyak yang melakukan hal sebaliknya, tapi satu hal mereka tidak pernah berhenti atau tidak pernah mati, selalu beregenerasi dan terus menerus mencintai musik metal sebagai identitas mereka. Kami pun begitu, semua kesulitan kami dalam bermain musik metal yang awalnya sebuah hobi kemudian berubah menjadi sebuah hobi yang serius, kami tidak pernah menyerah dengan keadaan, kami tidak pernah berkompetisi sesame musisi metal lainnya, dan sudah pasti kami memberikan karya-karya terbaik yang kami bisa dengan dan lewat cara kami. Segudang kisah duka menjalani karir bermusik tidak pernah sedikitpun merubah persepsi kami tentang komunitas juga musik metal itu sendiri, itulah sebagian pesan dari single terbaru kami “Moralisch” dimana etika sebagai musisi lebih penting diatas segalanya.
“Moralisch” dibuat dengan proses kreatif yang cukup singkat, Ughie (gitaris) kami membuat aransemen dasar dan ditata lagi melalui proses jam session. Saat ini kami sudah bias melakukan home recording mandiri hingga mempermudah proses kreatif. Semua materi direkam di home recording kecuali proses rekaman vocal yang dilakukan di studio konvensional. Mixing dan Mastering dibantu oleh kawan kami Hamzah Kusbianto dari Racik Suara Studio – Tegal Jawa Tengah yang sudah sangat tidak asing karena sering terlibat di banyak rilisan Grimlock Records, Homicide, Eye Feel Six atau Bars Of Death.
Yang membedakan Single “Moralisch” dengankarya sebelumnya adalah kami tidak sedang menjual sebuah materi protes atau lagu perlawanan. Dalam materi ini kami ingin bercerita tentang kami sendiri yang sudah berusia 15 tahun sebagai Trendkill Cowboys Rebellion. Kami ingin kembali produktif, mengeluarkan rilisan demi rilisan, merchandise dan berencana mengeluarkan format Kaset jika tidak berkendala tahun ini. Moralisch juga merupakan materi yang menjembatani ide-ide baru kami setelah 15 tahun menggulirkan materi dengan ekplorasi Metal-hardcore-punk. Kami sedikit bosan, butuh eksperiman lain yang butuh kami kemas berikutnya. Di materi Moralisch kami mencoba mendapatkan sound metal modern seperti Djent walau tidak terlalu kental, beat groove yang lebih ekspresif dan menahan porsi vocal agar tidak terlalu penuh. kami masih memiliki 7 (tujuh) materi sisa yang sedang dikerjakan untuk bekal album penuh ke 5 (lima) dan semoga semua bisa terealisasi di tahun ini. Single Moralisch ini dirilis secara digital melalui music distributor “Ares Musik” yang merupakan asosiasi dari Believe Music Indonesia dan bias dinikmati di hamper semua situs streaming musik.
Sampai siaran pers ini ditulis, COVID19 memaksa semua orang untuk berhenti berakstifitas, semua orang ada dirumah, ini pun sedikit menghambat kinerja kami, semoga kedepan lebih baik dan semua kembali normal. Single ini merupakan pencapaian bagi kami sebagai band yang sudah melewati 15 tahun berkarya, bagi khalayak semoga menjadi referensi dan semangat untuk terus produktif dan selalu positif dalam pergerakan.
MORALISCH (Lyric)
Semua rupa boleh sama dalam komunitas
Beda mental dalam etika identitas
Jalan sama beda batas kapasitas
Tak berhenti, tidak mati, tetap beringas
Tak berhenti, anti mati tetap menggilas
Coba dengarkan kami memantik suara
Menembus batas aksara menjadi merdeka
Rapal semua mantra pamoedya
Mengunci rapat dalam bising gendang telinga
Tak berhenti, anti mati tetap menggilas… tetap beringas
Moralisch… Moralisch bist… Moralisch
Reff :
Tetap bernafas, keras menggilas, menikam deras, buas beringas
Tak berhenti, anti mati tetap menggilas… tetap beringas
Beda sikap, beda lisan yang terucap
Tak tertukar dengan hasil yang terungkap
Untuk mereka yang asal dalam ucap
Sudah jelas kita beda dalam kelas
Reff :
Tetap bernafas, keras menggilas, menikam deras, buas beringas
Zeige Dass du moralisch bist
Jakarta, 4 – 4 – 20
Jabat erat, Trendkill Cowboys Rebellion | 15th Years Rebellion
(Will, Dechonk, Ughi dan Yudha)
PRESS RELEASE: "purpla" -- TIMUR JAKARTA MUSIC VIDEO CREDITS
undergroundsyncApril 25, 2020#britpop #indiejkt #indiepop #britmusic #indieterus #jajanrock #undergroundsync. #purpla
PRESS RELEASE
TIMUR JAKARTA MUSIC VIDEO CREDITS
Directed by : Dioma Asatsuku
Shot by: Dioma Asatsuku & Andhika Priyandanu
Edited by: Dioma Asatsuku
"TIMUR JAKARTA" MUSIC CREDITS
Music by: Purpla
Song and Lyrics by: Dewandra Danishwara
Recorded by: Haryo Widi
Mixed by: Pandji Dharma
Mastered by: Dewandra Danishwara
© 2020 Purpla
"Timur Jakarta" adalah single kedua dari band Purpla yang beraliran Alternative Rock/Pop.
Berbasis di Jakarta, Indonesia dengan 4 orang personil yaitu Danar Astohari (vokal), Dewandra Danishwara
(gitar/keys), Bayu Malindo (bass) dan Dioma Asatsuku (drum).
Sempat vakum pada rentang waktu 2018-2019 setelah perilisan single pertama dan video klip mereka
"Superealita" di 2017 lalu, Purpla akhirnya memutuskan untuk aktif kembali di dunia musik tanah air dengan
merilis single kedua "Timur Jakarta" pada 27 Maret 2020 disusul oleh video klip pada tanggal 6 April 2020.
Lagu "Timur Jakarta" ditulis oleh Danishwara, yang terinspirasi untuk menulis lagu tersebut saat flashback
melewati area Kalimalang, Jakarta Timur dimana Danishwara menghabiskan selama 12 tahun wajib belajar
(SD, SMP, SMA) selalu bersekolah di area tersebut. "Timur Jakarta" merupakan lagu yang sangat personal
untuk Danishwara, karena setelah menjadi perantau di Surabaya untuk kuliah selama hampir 5 tahun dan
kemudian melanjutkan studinya di Manchester, Inggris selama kurang lebih 2 tahun, "Kembali ke Jakarta
Timur adalah "reuni" perasaan tersendiri buat gue setelah 7 tahun tidak menginjakkan kaki di sini, banyak
banget momen perjalanan hidup susah senang yang gue habiskan di sini." ujar Danishwara.
"…Mungkin tak sementereng (Jakarta) Selatan ataulah (Jakarta) Pusat…" adalah sebuah penggalan lirik pada
lagu Timur Jakarta yang menceritakan pengalaman saat Danishwara bersekolah dan selalu merasakan gap di
pergaulan perihal Anak Selatan / Anak Timur, karena saat ia bersekolah, siswa-siswi di Jakarta Timur biasanya
lebih tertinggal perihal trend dibandingkan siswa-siswi Jakarta Selatan.
Video klip “Timur Jakarta” sendiri diambil dengan banyak konsep shoot POV agar penonton bisa merasakan
suasana Jakarta Timur khususnya di area Kalimalang yang menjadi inspirasi utama untuk penulisan lagu
tersebut. Beberapa landmark yang diambil adalah area Pangkalan Jati, Radin Inten, SMPN 109, SMAN 61, serta
beberapa titik angkutan umum populer untuk area tersebut yaitu M19, M26 dan juga M29. Proses shooting
video ini dilakukan sebelum wabah Covid-19 menyebar di Indonesia, sehingga menjadi pengingat tersendiri
bahwa "kesibukan sehari-hari yang biasa-biasa saja" adalah hal yang banyak dirindukan oleh masyarakat saat
ini.
Untuk segi sound dan aransemen yang dianut oleh Purpla adalah Alternative Rock dengan banyak pengaruh
dari band Alternative / Brit-Rock / Pop era 1990-2000an.
Contact Person:
Dioma (+62 878 2166 8478)
purplatheband@gmail.com
Instagram: @purplatheband
YouTube: https://youtu.be/l4BNXf9eRu0
DRACONIS Anthems for an Eternal Battle
undergroundsyncApril 25, 2020#metaldirumah #draconis #brutalrecords #undergroundsync #dirumahaja #jajanrock #metalinfo #metalajadeh
DRACONIS
Anthems for an Eternal Battle
Brutal Records is proud to announce that the Argentina Death-legends "Draconis" have signed a new record deal with the label.
Release July 31, 2020 Worldwide!
Formed from the raw swamp of subconscious emotions, desires and fears, Draconis strikes with an immersively rhythmic assault of raw riffs and relatively technical Argentinian-style death metal discursive variation, finding a balance in the overall structure of these songs to deliver the listener through cycles of evolutionary thought into themes and rhythms of commonality. Enjoying the abrupt, this band alternate between structures with no warning and in the style of the South American school, make sense of their riffs in context of song structure and in that mindset often dive or leap to a change unpredictably, with a fire of acquisition.
Band Members:
Gerardo Vargas: Vocal & Guitar
Bruno Vargas: Lead Guitar
Marcos Villaroel: Bass
Rolling riffs of fast tunneled tremolo connect songs in a sequence of tone and rhythm, flowing into one another and rejoining on the snap command of circular song structure to begin again a cycle. The band drops into rhythms nicely and then seamlessly accelerates, driving anthems of dissent with fast and precise grindcore drumming under a hoarse and hollowed voice of gutted vocal cords. While at some points riff salad prevails, it is as in bands like Massacra unified by core rhythm and sense of structure in motion, and the resulting interchanging series of circular structures provides for mazelike yet concise songwriting.
Tracklist:
Anthems for an eternal Battle
Puppets who ignore their Masters
Inner Quest
My last Journey
Shadows of Emptyness
Remember the Unremembering
Ship of Illussions
Traitors of Everyday
Lost Angel
Falling into Darkness
Label Info:
USA & Canada