PRESS RELEASE
Musik adalah bahasa yang universal, memiliki kekuatan yang bisa menembus kalbu pendengarnya. Dan, sebagai medium ianya juga bisa merekam ilham dan aspirasi dari penulisnya akan hal yang menggugah mereka secara personal hingga menggubahnya menjadi karya dalam tenun nada dan syair. Menjadikannya bukan hanya sebagai penghibur pelipur lara tapi juga suara akan kegelisahan sosial dalam masyarakat. Menjadikannya sebagai suara dari yang tak terdengarkan, dari Woody Guthrie, Bob Dylan, Billy Bragg hingga Franky Sahilatua dan Iwan Fals.
W.S. Rendra pernah menulis dalam puisinya, “Apalah artinya renda-renda kesenian bila terpisah dari derita lingkungan. Apalah artinya berfikir bila terpisah dari masalah kehidupan” yang menjadi penguat juga pemantik kesadaran akan kenyataan akan adanya sebuah proyek pembangunan raksasa yang akan mengubah Pasar Cinde sebuah cagar budaya dan sentra ekonomi kerakyatan di Palembang menjadi sebuah mall megah dengan kondominium dan hotel. Sebuah usaha penghilangan sejarah pasca kemerdekaan Indonesia di Palembang dan keberadaan Pasar Cinde dari nadi kehidupan organik masyarakat Palembang bukan hanya ekonomi tapi juga kultural. Kenyataan yang membangkitkan denyut protes dari mulai para akademi, kalangan profesional, pemuka adat, pedagang hingga lintas komunitas paramuda termasuk mereka yang berkecimpung di ranah musik di Palembang. Beragam usaha penyelamatan dan sosialisasi masif dilakukan dengan kampanye Save Pasar Cinde dengan jalan petisi, audiensi, dikusi publik, program seni budaya, advokasi, aksi protes hingga okupasi; dan yang pasti juga memantik beberapa rekan musisi untuk menyuarakan kepedulian dan kegelisahan mereka dengan karyanya; hingga melahirkan gagasan untuk mempublikasikan karya mereka untuk memperluas spektrum kemungkinan dari gerakan Save Pasar Cinde.
Gagasan itu kemudian diwujudkan menjadi bunga rampai musikal yang diberi tajuk Stand With Cinde: Save Pasar Cinde itu pun kemudian dikerjakan secara kolektif, swadaya dan partisipatif oleh Sonic Soulmate Works., Rimauman Music, Spektakel Klab, AD Studio dan Blacksheep Studio juga musisi dan grup musik yang terlibat di dalamnya. Ada empat musisi/kelompok musik yang terlibat dengan empat lagu yang didedikasikan untuk Pasar Cinde dan gerakan Save Pasar Cinde. SEMBILUdengan lagu “Balada Pasar Cinde” yang menghembuskan nyawa musik ala Woody Guthrie dan masa awal Iwan Fals. Personil grup musik HUTAN TROPIS yang kerap menyuarakan isu lingkungan hidup dalam karyanya, JIMMY DELVIAN muncul solo dengan lagu “Pasar Ini Telah Musnah”. Sebagai catatan Jimmy Delvian juga sempat terlibat sebagai musisi pendukung di grup folk Melayu, SEMAKBELUKAR, yang telah membubarkan diri. Selanjutnya adalah kuartet folk, DIROAD dengan lagunya “Pilumu Cinde” yang dengan ajaib melebur nuansa musik Batanghari Sembilan dengan folk kontemporer dengan lirik yang ditulis dalam bahasa Besemah dan bahasa Indonesia. Dan, terakhir yang luar biasa juga adalah solidaritas sahabat dari Malang dengan keterlibatan IKSAN SKUTER yang mendukung gerakan Save Pasar Cinde dengan tanpa diminta mengirimkan lagunya “Kami Butuh Lahan” yang ditulis dan direkamnya dengan gerak cepat.
Musik mungkin bukanlah agen perubahan atau senjata perlawanan yang mumpuni tapi satu harapan besarnya adalah Ianya akan memantik kesadaran personal dan memperluas kemungkinan akan usaha penyelamatan Pasar Cinde sebagai cagar budaya dan sentra ekonomi kerakyatan masyarakat Palembang.
Pasar untuk rakyat bukan birokrat atau koglomerat!
===
===
Artist: Various Artists
Album Title: Stand With Cinde: Save Pasar Cinde
Format: Digital
Label: Rimauman Music
Catalogue: RIMAUMAN-016/2017
Country: Indonesia
Release date: 3 Oktober 2017
Genre: Folk
Mastering oleh Panji Mustaqiem (Sonic Soulmate Works.)
Ilustrasi oleh Ade Kartika Effendi
Tata letak cover art oleh Taxlan
Tracklisting:
1. SEMBILU “Balada Pasar Cinde”
Musik dan lirik oleh Noviarie Pratamarsyah (gitar/vokal) dan Budi Misrani (gitar/vokal)
Musisi Pendukung oleh Febby Bayu Samudra (akordeon)
Produser oleh Farid Amriansyah (Sonic Soulmate Works.)
Direkam oleh Panji Mustaqiem (Sonic Soulmate Works.) di Blacksheep Studio
2. JIMMY DELVIAN “Pasar Ini Telah Musnah”
Musik dan lirik oleh Jimmy Delvian
Musisi pendukung oleh Herwin Meidison (gitar), Ilal Syahilal (bass)
Direkam, Mixing & Mastering oleh Jimmy Delvian di AD Studio
3. DIROAD “Pilumu Cinde”
Musik oleh Riyan Koeswara (gitar/vokal), Hendy Hidayat (cello), Indah Rizky Heryana (vokal) dan Hafiz Riswandi (vokal)
Produser oleh Farid Amriansyah (Sonic Soulmate Works.)
Direkam oleh Panji Mustaqiem (Sonic Soulmate Works.) di Blacksheep Studio
4. IKSAN SKUTER “Kami Butuh Lahan”
Musik dan lirik oleh Iksan Skuter
Direkam oleh Iksan Skuter