Home »
» Dirty Edge REUNITING THE FAMILIES 1 FEB 2014
Dirty Edge REUNITING THE FAMILIES 1 FEB 2014
Acara Demonstran Lantai Dansa yang akan dilaksanakan Insya Allah tgl 1 februari sekaligus dalam rangka soft launching full album Dirty Edge, "reuniting the families"
Press Realese
Dirty Edge kembali hadir dengan karakter musik yang berciri khas hardcore. Pada album kedua ini, Dirty Edge meletakkan pondasi hardcore yang kaya dengan riff gitar melodic dan bernada minor, diselingi oleh solo gitar penuh dengan inspirasi.
Alul, selaku gitaris Dirty Edge mengaku karakter musik Dirty Edge sangat berbeda dengan mini album dan full length album sebelum. Vokal khas dari vokalis karismatik Coki Manurung pun tetap bersahaja dengan low growl yang lebih jelas dan diperkuat dengan lirik-lirik berbahasa Indonesia.
Setelah mengalami masa vakum lebih dari 10 tahun, para personil Dirty Edge mengaku bahwa mereka (Dirty Edge) tidak bubar. Namun para personil memperkuat jati diri dengan masing-masing aktivitasnya. Coki Manurung, setelah album pertama dan manggung terakhir ditahun 2001 mulai kembali menekuni kegiatannya sebagai aktivis pergerakan buruh, sedangkan Rodrigo kembali memperdalam dunia jurnalistik dengan menjadi redaktur disalah satu acara televise, Rowland (gitaris Dirty Edge saat itu) menekuni bidangnya di akademisi, sedangkan Fe al Izlami, kembali aktif di dunia aktivis hingga berhasil menjadi Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia di Jakarta Selatan periode 2007-2010 setelah menjabat beberapa posisi penting di Organisasi Kemahasiswaan.
Sebelum ada kejadian yang menyebabkan Rodrigo terbaring lemah di RS, para personil Dirty Edge memang sudah punya niatan untuk kembali aktif di dunia musik Indonesia. Namun musibah tak dapat dihindari, Rodrigo terserang penyakit yang menyebabkan dirinya dirawat di RS hingga membutuhkan masa pulih yang cukup lama. Namun berkat dukungan dari rekan-rekan komunitas serta Sam Alatas, Rodrigo dapat kembali pulih dan bisa beraktivitas lagi, ditandai dengan kehadiran Dirty Edge, yang secara khusus kembali ke kancah musik Indonesia. Pada tahun 2009, Dirty Edge mengadakan konser dalam rangka “comeback”nya mereka, bersama-sama dengan BlackHole sebagai penyelenggara konser tersebut.
Setelah itu, Dirty Edge kembali tampil di kancah musik Indonesia dengan tetap mengusung genre hardcore. Setelah mengumpulkan materi lagu, akhirnya dengan proses yang panjang, di awal tahun 2014 ini, Dirty Edge selesai merampung materi untuk full album keduanya yang bertajuk “Reuniting The Families”… , sementara itu, single “Ibukota Kami Punya” sudah sering diputar di radio-radio indie.
“kami bebas mengekspresikan jati diri kami melalui lirik-lirik sosial yang kami sebarkan, bukan bermaksud subjektif, namun kami bercerita apa adanya” ungkap Coki Manurung terkait dengan lirik-lirik lagu yang diusung Dirty Edge.
“Demonstran Lantai Dansa, Hei Hei Jakarta, Ibukota Kami Punya, Kontrak, Licentia Poetica, Mengkritik Kami Punya Bisnis, Revolusi Nasi, Semua Menuju Satu, Semua Tentang Keserakahan, dan Sisipus Sampai Mampus” ditambah satu lagu instrument diharapkan mampu memanjakan para maniak musik.
Buat kami, Dirty Edge adalah Kelompok belajar generasi muda yang mengarahkan kepada pembentukkan watak dan karaktergenerasi muda untuk lebih aktif dalam berkarya dan mendalami proses pencerahan diri bagi kemajuan pribadi, bangsa dan Negara itulah yang diungkap Fe, drummer Dirty Edge yang juga sedang menyelesaikan thesisnya pada pendidikan pascasarjana-nya di salah satu universitas negeri.